• Breaking News

    Monday, 30 May 2016

    Maaf, Aku Memilih Pergi

    Ketika rasa ini remuk menjadi kepingan patah hati. Rasanya ingin meluapkan semua emosi padanya yang telah menyakiti hati. Geram mengingat hal yang yang sangat menyayat raga. Air mata dan amarah yang tak tertahan adalah reaksi dari sakitnya jiwa. Untuk segala rasa yang ku berikan, perhatian yang ku curahkan, pengorbanan yang ku persembahkan. Bertahun-tahun waktuku beri, susah ku nikmati, bahagiaku bagi.

    Aku bahagia melihatmu tersenyum mudah, berdiri gagah bersama toga yang kau kenakan. Haruku bisa menjadi saksi hidup perjuangan seseorang yang ku sayangi.  Aku yang selalu percaya akan semua cita-citamu. Mendukungmu, menyemangatimu disaat mimpimu mulai menjauh. Memastikan bahwa telingaku siap mendengar keluh kesahmu, tanganku akan selalu menggenggam tanganmu. Ku lakukan yang bisa ku lakukan untukmu, ku berikan yang bisa ku berikan untukmu, untuk mimpimu. Tak ada yang bisa ku gambarkan selain bahagia melihat citamu yang menjadi nyata.

    Namun entahlah setelah itu mimpiku punah. Kabar itu sekejap membuat tubuhku nyeri semua. Sampai hati kamu bawa dia dalam kisah kita. Aku yang selama  ini setia disampingmu. Aku yang menjadi satu-satunya orang yang tak menyerah bersama wujudkan citamu. Sesulit apapun hidupmu, tak putus do'aku lafalkan untuk semua harapan-harapanmu. Aku ada.

    Aku mempercayaimu lebih dari diriku. Membanggakanmu setinggi langit. Meyakinimu tanpa ragu. Namun mudah saja bagimu meruntuhkannya. Tak habis pikirku membayangkannya. Kamu mampu melakukannya. Menyakitiku juga keluargaku. Mengujiku dengan penuh air mata. Dan aku mulai buta, berpikir bahwa kau hilaf saja. Memafkanmu, mempercayaimu kedua kalinya, ketiga kalinya. Sampai habis sabarku menyadarkanmu, habis dayaku membutikannya.

    Benar aku menyayangimu tapi bukan berarti aku rela dihianiati berkali-kali, aku lelah dengan semua sakit hati ini. Berkali-kali kau janjikan sendiri. Tapi semuanya tak lebih dari omong kosong. Tak ada seorang wanitapun yang mau mengiyakan penghiantan dari laki-laki yang ia sayangi. Untuk pertama kalinya aku memilih pergi. Ku biarkan semuanya tertinggal. Simpan saja maafmu, semua air matamu itu tak perlu kau tunjukkan lagi. Semuanya sudah berakhir. Kelak jika kau mengingatku, ingatlah aku wanita yang pernah menggenggam tanganmu bagaimanapun kondisimu.

    Terimakasih untuk luka hati ini. Untuk semua rasa sakitnya aku menerimanya. Bahwa yang aku inginkan tak lantas aku miliki. Bahwa aku belajar dari sedih menjadi kuat, menolak menjadi menerima. Bahwa jodoh adalah mutlak kehendak Allah. Aku hanya perlu percaya bahwa  takdirku baik dan Allah Maha baik. Aku percaya renacana Allah lebih indah dari rencanaku. Aku juga sangat percaya bahwa sebutir air mataku Allah perhitungkan. Allah akan menggantinya dengan yang lebih tepat dan lebih baik. Aku percaya itu.

    By: Riyuni Kiel


    No comments:

    Post a Comment

    Fashion

    Beauty

    Travel