• Breaking News

    Wednesday, 9 October 2013

    Cerpen Cinta Remaja : LDR

    Aku termenung di sudut jendela kamarku dengan memandangi pesona bulan yang ayu. Malam itu bulan purnama. Sinarnya membiusku, aku terpesona. Keindahannya mengingatkan aku pada laki-laki yang pernah menjadi kekasihku lima tahun yang lalu. Review kenangan yang dulu, senyumannya langsung tergambar dalam ingatan cerita masalalu.
    Menjalani hubung jarak jauh, Bandung – Indramayu. Laki adalah mahasiswa semester tiga di Universitas swasta Bandung. Dan namaku Wanita, aku adalah siswa kelas satu SMA di sekolah swasta Indramayu. Terpisah jarak, tak membuatku kesepian. Candanya selalu mengiringi hariku, meski hanya via sms, telepon, dan chating. Aa biasa aku memanggilnya. Dia termasuk orang yang pendiam namun sedikit gila kalau sudah kenal dekat. Dia bisa sekali menghiburku. Jika aku punya masalah, aku share padanya dia. Dia selalu menjadi pendengar yang baik, dan dia juga bisa sekali membuatku melupakan masalahku. Dia pun bisa memposisikan dirinya sebagai kakakku. Yah karena memang di lebih tua dariku. Kita beda usia empat tahun.
    Malam itu dia tiba-tiba sudah di depan rumahku. Surprise sekali. Dia pulang dari Bandung namun tak memberitahuku. Sebal namun senang. Malam itu banyak sekali yang kita bicarakan. Seru bicara sama dia. Dia bisa sekali menghidupkkan suasana. Tak sadar jam sudah mmenunjukan pukul 22.00 WIB. Ibu ku pun sudah memanggilku untuk segera masuk. Masih ingin berbincang bersamanya. Namun waktu jua lah yang memisahkan. Dia pun pamit pada orang tuaku. tak lupa juga dia pamit kepadaku.
    “Makasih” ucapnya mengakhiri pertemuan itu.                         
    Hari berikunya. Dia berkunjung kembali ke rumahku. Wajahku merona tiap kali mendapatinya di depan pintu rumahku. Tapi sebentar, ada yang berbeda, dia membawa tas. "Dia mau kemana..?" dalam hatiku bertanya.
    "Kenapa bawa tas A?" tanyaku singkat.
               "Iya de A bawa Laptop" jawabnya
               "Buat apa A?" tanyaku selidik
               "Nonton film de, sini sama ade" jawabnya sambil membuka tas.
               "Oo.. " aku tersenyum
    Malam itu sinar bulan cerah sekali, bintang pun banyak berebut berkelap-kelip. Suasana malam itu tak kalah dengan di bioskop.  Twilight1 jadi semakin romantis karena cuaca yang mendukung, suasananya menjadi sangat manis. Meski hanya di depan rumah saja. Bahkan tak terhiraukan meski banyak lalu-lalang orang yang lewat sembari melihat kami yang sedang asik menonton. 
    Malam itu ku tak ingin mengabiskannya hanya dengan menonton. Tapi aku habiskan malam itu dengan terus memandangi wajah sendunya. Yah malam itu adalah malam terakhir. Karena esok pagi dia harus kembali ke bandung. Dia memanfaatkkan liburan kuliahnya yang dua hari. Hanya untuk bertemu denganku. So sweet... Saat itu aku merasa akulah wanita yang paling bahagia di dunia. Aku bahagia punya kekasih sepertinya. Dia begitu sayangnya sekali dengan aku. Dia perhatian, pengertian. Meskipun dia jauh, namun dia selalu ada disaat aku butuh dia. Dan banyak hal yang aku pelajari dari nasehat-nasetnya. Karena dia cukup dewasa.

    *******
    Pukul 00.00 WIB Tanggal 14 September 2010. "Kring-kring" bunyi suara handphone ku. Dia menelfonku dia mengucapkan  Happy B’day padaku.  tak ketinggalan lantunan-lantunan harapan dia limpahkan dengan ucapan manis. I like to hear that. Aku bahagia sekali, ada seseorang yang melakukan itu padaku. Itu pertama kalinya, aku mendapat ucapan happy b'day dari seorang laki-laki tepat di jam 00.00 WIB. Dia memang bisa sekali membuatku tersenyum. Meski dia tak ada pas hari ulang tahunku, namun dia tak ingin melewatkan moment di mana aku dilahirkan.
    "De, maaf ya A nggak bisa ngucapin langsung" suara terdengar pelan.
    "Nggak apa A, yang penting A udah ngucapin meski cuma via telfon, makasih banyak A"
    "A janji secepatnya pulang, A juga udah nyiapin kado buat Ade"
    "Gak usah A, A pulang aja itu udah kado buat Ade"


    mendengar suaranya malam itu aku menjadi sangat rindu. Tiga bulan lebih kami tak pernah bertemu. Yah resiko LDR (Long Distance Relationship) harus selalu makan rindu setiap hari. Aku ingin sekali berbuka puasa bersamanya. Namun memang dia tak bisa pulang bulan itu. Iri sekali ketika melihat pasangan-pasangan yang lain bisa ngabuburit bersama, buka puasa barsama. Yah meski begitu, aku sangat menikmati hubungan dengannya. Aku tak pernah sekalipun menyesal memilihnya.
    ********
    Gema takbir malam itu sungguh akbar. Yah Seruan takbir untuk yang Maha Agung tak henti-hentinya dikumandangkan di hari kemenangan itu. Di setiap mushala maupun masjid semua melantunkan takbir. Seraya dengan itu, ramai orang dengan saling bersilaturahim. Hari yang penuh maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan baik sengaja maupun tidak  disengaj. Baik dengan keluarga, saudara-saudara, maupun  tetangga. Semua damaikan hati.
    Senang dan bahagia. Yah lebaran di pulang ke Indramayu. Lengakaplah hari kemenangan itu. Yah.. pukul jam 20.30 dia tiba di rumahku, dengan mengenakan sarung kotak-kotak  bercorak putih hitam dan kemeja warna hitam. Tak ketinggalan dia juga membawa tampilan gaya rambut baru. Tarrrrraaaa.. aku terkejut ketika mendapati dia berdiri tepat di hadapanku dengan sebuah kado. Wajahnya yang kalem mendamaikanku.  Seneeenggggg!!
    "Masuk A" kutawarkan dia untuk masuk.
    "Nggak usah de, di luar saja". Laki menolak dengan halus tawaranku.
    "Ooh.. yah sudah" semabri aku memintanya untuk duduk.
    "Ini de.." dia menyerahkan bungkusan kado itu padaku.
    "Ini apa A" Tanya ku.
    "Buka aja" jawabnya.
     Aku langsung membuka kado darinya. Aku speechless melihat isinya, “Mukena”. terlebih ketika ku tahu kenapa dia memberiku sebuah mukena. Dia ingin aku rajin sholat, dan dia juga ingin aku mengingatnya setiap hari. Seperti halnya mukena yang selalu di ingat ketika hendak sholat. 
    “Dipakai yah De di shalat Ied nanti?” ucapnya sembari tanganya menarik hidungku.
    Aku masih speechless, mendapatkan kado terindah dari orang yang terindah.
    “Bajunya kebesaran?” ucapnya mengomentariku.
    “Hah” aku langsung terkejut. Kemudian aku tesenyum. Yah aku pun merasakan begitu, namun aku menghormati Ibuku yang sudah membelikan dress itu untukku, meskipun kebesaran.
    “Cinta mah cinta saja” ledekku padanya. :p

    ******
    Satu setengah tahun ku jalani hubungan dengannya. Kami pun tak lepas dari pertengkaran. Terlebih aku sangat terusik sekali dengan kehadiran orang ketiga yang mana orang ketiga itu adalah cinta pertamanya. Cewe itu yang buat kami sering bertengkar hebat. Aku sangat terganggu akan kehadirannya dihubungan kami. Aku takut, khawatir, dia meninggalkanku. Terang saja aku ungkapin ketidak sukaanku dengan cewe itu dengan Laki. Saat itu Laki berupaya meyakinkan bahwa dia dengan cewe itu tak ada hubungan apa-apa lagi. Hanya sebatas teman. Namun aku tetap saja merasa kawatir, takut dia tergoda dengan cewe itu. Namanya kucing dikasih ikan?? Kecil Kemungkinan tidak dimakan.
    Semakin hari rasa ketakutanku itu semakin meninggi, terlebih hubungan mereka semakin akrab saja. Gemas sekali dengan cewe itu. Aku kira dia sengaja mengaduku dengan Laki. Gimana tidak, meski cewe itu tahu  Laki sedang bersamaku. Cewe itu SMS terus. Aku merasa hubungan mereka sudah dibatas wajar. Di handphone nya penuh dengan SMS dari cewe itu. Tentu saja aku meradang. Namun lagi-lagi dia menyangkalnya bahwa dia dengan cewe itu hanya teman tak lebih. Ok aku coba percaya, sampai suatu sikapnya berubah. Jarang menelfonku lagi, SMS dari ku pun pernah dia balas. Namun aku tak mau berburuk sangka padanya. Akan tetapi perasaanku mengatakan bahwa ada sesuatu yang menyebabkan dia berubah. Terlebih aku sering memimpikannya berselingkuh.
     Dan 4  bulan sebelum tutup tahun (2010) mimpi itu berubah nyata. Dia benar  selingkuh dari ku. Aku sangat terpukul. Orang yang sangat aku sayangi, percayai, menusukku dari belakang. Aku sangat tidak bisa terima dengan teganya Laki melakukan itu padaku. Sakitttttt rasanya dihianati. Entah siapa yang harus ku salahkan, hanya ingin rasanya bunuh mereka berdua. Namun aku tak punya senjata apa-apa, kecuali dengan aku menangis mengakhiri kisahku..

    Aku sapa Engkau dalam do’a ku
    Aku panggil Engkau dalam tangisku

    Ya Rabb..
    Betapa kebencian  ini semakin akrab di hatiku

    Memperpanjang sesak dalam dadaku

    Sedang hidup harus tetap berlanjut

    Ya Rabb..
    Tuntun aku…

    Meski hanya Setapak demi setapak, izinkan aku untuk melangkah

    Teguhkan ‘azzamku’ untuk mengikhlaskan semua

    Dan menepis bayang hitam masalalu

    Aku ingin tersenyum lepas

    Sampai nanti kelak, Engkau kirimkan seseorang yang kan menjadi pedamping hidupku..


    By: Riyuni Kiel











    5 comments:

    Fashion

    Beauty

    Travel