Banyak
yang mengatakan belajar bahasa inggris diyakini akan membuat pegawai meningkat
kinerjanya, lebih dari itu belajar bahasa inggris juga diyakini membuat sebuah
bangsa akan mampu maju pesat di era globalisasi. Seperti halnya di Pakistan,
mitos bahasa inggris itu telah mendarah daging, bagaimana tidak, sebagai negara
multibahasa, Pakistan mempunyai delapan bahasa utama yang saling bersaing. Bahasa
inggris menempati posisi khusus berdasarkan “Netralitasnya”. Pentingnya belajar
bahasa inggris di Pakistan diperkuat akan adanya pasar kerja di Pakistan dan adanya system
pendidikan bahasa inggris yang sangat baik disektor swasta yang mahal yang
hanya diperuntukan untuk kaum elit. Akibatnya Pakistan mengalami
kegalauan linguistik.
Menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa
yang penting membuat kondisi pendidikan bahasa di Pakistan sangatlah
memprihatinkan. Bagaimana tidak, sebagai bahasa kedua di Pakistan bahasa inggris
berkuasa penuh, sehingga bahasa ibu temarjinalkan. Hal ini terbukti
dari berkurangnya minat mempelajari bahasa ibu dan anak-anak di Pakistan pun
menjadi bukti yang mencengangkan khalayak ramai. Banyak anak-anak di Pakistan
tidak bisa membaca bahasa daerahnya sendiri. Dalam hasil penelitian pun tak
kalah mencengangkan, siswa kelas tiga sekolah dasar (SD) di Pakistan tidak
mampu menulis kalimat sederhana dalam bahasa Urdu. Urdu adalah bahasa daerah
dari Pakistan itu sendiri. Bukan hanya itu, anak kelas tiga sekolah dasar (SD)
tidak mampu mengenali kata-kata sederhana dalam bahasa inggris menjadikan
anak-anak di Pakistan mengalami buta huruf.
Mempercayai bahasa inggris sebagai
tongkat sihir pembuka pintu gerbang kesuksesan adalah salah. Bahasa
inggris yang digunakan di sekolah-sekolah membuat anak-anak di Pakistan kehilangan
bahasa ibunya sendiri. Berpikir bahwa bahasa inggris dapat membawa
perubahan itu hanyalah mitos. Kita bisa tengok Negara yang tetap memperthankan
bahasa nasionalnya dan bertekad tidak mempopulerkan bahasa inggris.
Negara-negara tersebut ialah Jepang, Prancis, Jerman, Italia dan masih banyak
lagi negara-negara yang setia mengutamakn bahasa nasionalnya sendiri dari pada
ikut mengekor menjadikan bahasa inggris menjadi bahasa utama.
Meskipun
bahasa inggris semakin menampakan pengaruh kuatnya dalam era globalisasi, negara-negara seperti Jepang, Prancis, Jerman dan Italia tegas mengatakan tetap
memperthankan bahasa mereka sendiri. Bagi pelajar-pelajar di negara tersebut
lebih memilih untuk menerjemahkan buku-buku bahasa asing ke dalam bahasa ibu
mereka sendiri. Mereka percaya tanpa menguasai bahasa asing atau bahasa inggris
pun mereka mampu menjadi bangsa yang besar. Budaya bangsa tidak akan mereka
kompromikan sedikitpun. Suatu sikap yang sangat heroik bukan?
Melestarikan
bahasa daerah atau bahasa ibu tentu tidak terlepas dari peran pemerintah. Pemerintah
harus tegas melakukan pembinaan dan pengembangan bahasa ibu sebagai bentuk
pertahanan budaya warisan bangsa yang sudah sepatutnya dijaga, agar tak
tergerus kuatnya arus bahasa asing yang bertopeng globalisasi. Mitos bahasa
inggris adalah tiket emas menuju ke emasan tidak perlu kita yakini, karena
sukses atau tidaknya seseorang bukan dilihat dari seberapa mahir seseorang
menguasai bahasa inggris. Namun jembatan kesuksesan seseorang adalah bagaimana
seseorang itu mengasah kemampuan diri. Banyak cara untuk mengasah kualitas
kemampuan diri dengan mengenali bakat yang ada dalam diri kita sendiri. Karena tidak
menguasai bahasa inggris pun kita mempunyai hak yang sama untuk jadi
berprestasi dalam bidang yang kita ingin capai.
Pakistan
adalah salah satu contoh untuk kita belajar bijak dalam menyikapi bahasa
inggris. Tak perlu kita memaksakan anak sekolah dasar khususnya untuk harus menguasi
bahasa inggris, berusaha tetap memperkenalkan bahasa ibu atau bahasa nasional itu
jauh lebih bijak. Karena mempelajari bahasa inggris adalah hanya untuk
mengembangkan kemampuan anak dalam belajar
bahasa, namun tidak untuk mewajibkan anak menggunakan bahasa inggris sebagai
bahasa utama.
#Class Review
By: Riyuni Kiel
#Class Review
By: Riyuni Kiel
No comments:
Post a Comment