• Breaking News

    Tuesday, 1 September 2015

    Bahasa Inggris Bukan Tongkat Sihir

    Banyak yang mengatakan belajar bahasa inggris diyakini akan membuat pegawai meningkat kinerjanya, lebih dari itu belajar bahasa inggris juga diyakini membuat sebuah bangsa akan mampu maju pesat di era globalisasi. Seperti halnya di Pakistan, mitos bahasa inggris itu telah mendarah daging, bagaimana tidak, sebagai negara multibahasa, Pakistan mempunyai delapan bahasa utama yang saling bersaing. Bahasa inggris menempati posisi khusus berdasarkan “Netralitasnya”. Pentingnya belajar bahasa inggris di Pakistan diperkuat akan adanya pasar kerja di Pakistan dan adanya system pendidikan bahasa inggris yang sangat baik disektor swasta yang mahal yang hanya diperuntukan untuk kaum elit. Akibatnya Pakistan mengalami kegalauan linguistik.
                Menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa yang penting membuat kondisi pendidikan bahasa di Pakistan sangatlah memprihatinkan. Bagaimana tidak, sebagai bahasa kedua di Pakistan bahasa inggris berkuasa penuh, sehingga bahasa ibu temarjinalkan. Hal ini terbukti dari berkurangnya minat mempelajari bahasa ibu dan anak-anak di Pakistan pun menjadi bukti yang mencengangkan khalayak ramai. Banyak anak-anak di Pakistan tidak bisa membaca bahasa daerahnya sendiri. Dalam hasil penelitian pun tak kalah mencengangkan, siswa kelas tiga sekolah dasar (SD) di Pakistan tidak mampu menulis kalimat sederhana dalam bahasa Urdu. Urdu adalah bahasa daerah dari Pakistan itu sendiri. Bukan hanya itu, anak kelas tiga sekolah dasar (SD) tidak mampu mengenali kata-kata sederhana dalam bahasa inggris menjadikan anak-anak di Pakistan mengalami buta huruf.
                Mempercayai bahasa inggris sebagai tongkat sihir pembuka pintu gerbang kesuksesan adalah salah. Bahasa inggris yang digunakan di sekolah-sekolah membuat anak-anak di Pakistan kehilangan bahasa ibunya sendiri. Berpikir bahwa bahasa inggris dapat membawa perubahan itu hanyalah mitos. Kita bisa tengok Negara yang tetap memperthankan bahasa nasionalnya dan bertekad tidak mempopulerkan bahasa inggris. Negara-negara tersebut ialah Jepang, Prancis, Jerman, Italia dan masih banyak lagi negara-negara yang setia mengutamakn bahasa nasionalnya sendiri dari pada ikut mengekor menjadikan bahasa inggris menjadi bahasa utama.
    Meskipun bahasa inggris semakin menampakan pengaruh kuatnya dalam era globalisasi, negara-negara seperti Jepang, Prancis, Jerman dan Italia tegas mengatakan tetap memperthankan bahasa mereka sendiri. Bagi pelajar-pelajar di negara tersebut lebih memilih untuk menerjemahkan buku-buku bahasa asing ke dalam bahasa ibu mereka sendiri. Mereka percaya tanpa menguasai bahasa asing atau bahasa inggris pun mereka mampu menjadi bangsa yang besar. Budaya bangsa tidak akan mereka kompromikan sedikitpun. Suatu sikap yang sangat heroik bukan?
    Melestarikan bahasa daerah atau bahasa ibu tentu tidak terlepas dari peran pemerintah. Pemerintah harus tegas melakukan pembinaan dan pengembangan bahasa ibu sebagai bentuk pertahanan budaya warisan bangsa yang sudah sepatutnya dijaga, agar tak tergerus kuatnya arus bahasa asing yang bertopeng globalisasi. Mitos bahasa inggris adalah tiket emas menuju ke emasan tidak perlu kita yakini, karena sukses atau tidaknya seseorang bukan dilihat dari seberapa mahir seseorang menguasai bahasa inggris. Namun jembatan kesuksesan seseorang adalah bagaimana seseorang itu mengasah kemampuan diri. Banyak cara untuk mengasah kualitas kemampuan diri dengan mengenali bakat yang ada dalam diri kita sendiri. Karena tidak menguasai bahasa inggris pun kita mempunyai hak yang sama untuk jadi berprestasi dalam bidang yang kita ingin capai.
    Pakistan adalah salah satu contoh untuk kita belajar bijak dalam menyikapi bahasa inggris. Tak perlu kita memaksakan anak sekolah dasar khususnya untuk harus menguasi bahasa inggris, berusaha tetap memperkenalkan bahasa ibu atau bahasa nasional itu jauh lebih bijak. Karena mempelajari bahasa inggris adalah hanya untuk mengembangkan  kemampuan anak dalam belajar bahasa, namun tidak untuk mewajibkan anak menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa utama.

    #Class Review
    By: Riyuni Kiel


    No comments:

    Post a Comment

    Fashion

    Beauty

    Travel