Mimpi itu harus ku bayar mahal. Bukan
hanya secara material, namun beban mental pun harus sanggup ku beli. Telinga
ini seakan tebal dan kebal akan cibiran, sindirian yang sengaja mereka tujukan pada
ku. Rasanya ingin ambruk, namun mimpi ini yang ingin aku tetap bertahan. Berdiri
tegak meski peluru-peluru kebencian itu menggempur pertahanan jiwaku. Mungkin
aku tak sepandai mereka yang menilai ku bodoh, hingga mereka tak meyakini ku. Namun
biar aku belajar dan berkembang bersama kebodohanku yang menjadikan ku manusia yang haus akan ilmu. Dan
biar aku sendiri menyakini yang menjadi keyakinanku. Seperti halnya aku
meyakini Tuhan yang selalu ada untuk hamba-hambanya yang membutuhkan-Nya.
Melalui firmannya, Tuhan berjanji untuk
orang yang bersungguh-sungguh. Tuhan tak mungkin berbohong. Dan aku ingin
membuktikan sendiri, bahwa Tuhan Maha menepati janji. Dengan Man Jadha Wajjadha serta Kun Fa yakun Tuhan, aku meyakini bahwa di dunia ini tak ada tak mungkin. Tuhan pasti
melihatku, menyaksikan tumbuh kembangku. Kepolosan ini membawaku ke jalan yang
telah disediakan Tuhan. Tapak kecil ku langkahkan, tak ada sedikitpun rasa
takut, meski krikil-krikil tajam itu bisa saja merobek kaki mungilku. Sekali
lagi aku tak takut. Tuhan ada disampingku, menyemangatiku disetiap langkah
kecil yang ku ayunkan. Ku telusuri belokan demi belokan jalan hidupku. Berjalan
dan terus berjalan meski lelah dan sakit ini menderaku. Mungkin mimpi ini
sangatlah besar, hingga setimpal dengan apa yang harus ku alami. Betapa telah
ku rasakan sendiri. Air mata dan semangat ini berjalan beriringan, memikul
beban yang aku pun tak tahu di mana aku harus tumpukan. Yang ku tahu, aku harus
tetap berjalan sejauh yang harus bisa ku tempuh. Dan menatap diri untuk hari
esok yang aku impikan. Aku rindu berada di sana. Karena di sanalah aku bisa
melihat senyum bangga keluarga.
Dan teruntuk hari esokku. Ku
persembahkan rasaku saat ini. Kesulitan, kepedihan, dan sesakku ini sebagai
history besar perjalan hidupku. Hingga esok aku berhak atas reward dari jerih
payah usahaku, yang gigih ingin menjemput senyum cantik kehidupanku yang
sebenarnya.
No comments:
Post a Comment